Di negeri para bedebah, kisah fiksi kalah seru dibanding kisah nyata.
Di negeri para bedebah, musang berbulu domba berkeliaran di halaman rumah.
Setidaknya, Kawan, di negeri para bedebah, petarung sejati tidak akan pernah berkhianat.
Sebuah upacara gondang mengubah segalanya bagi Alfa. Makhluk misterius yang disebut Si Jaga Portibi tiba-tiba muncul menghantuinya. Orang-orang sakti berebut menginginkan Alfa menjadi murid mereka. Dan, yang paling mengerikan dari itu semua adalah setiap tidurnya menjadi pertaruhan nyawa.
Sesuatu menunggu Alfa di alam mimpi. Perantauan Alfa jauh membawanya hingga ke Amerika Serikat. Ia berjuang sebagai imigran gelap yang ingin mengubah nasib dan status. Pada suatu malam, kehadiran seseorang memicu Alfa untuk menghadapi ketakutan terbesarnya. Alam mimpinya ternyata menyimpan rahasia besar yang tidak pernah ia bayangkan. Di Lembah Yarlung, Tibet, jawaban mulai terkuak.
Sementara itu, pencarian Gio di Rio Tambopata menemui jalan buntu. Pada saat yang tak terduga, pria yang pernah menemuinya di Vallegrande kembali muncul. Pria itu mengarahkan Gio ke pencarian baru. Petunjuknya adalah empat batu bersimbol, merepresentasikan empat orang, dan Gio ternyata adalah salah seorang dari mereka.
Dewi Lestari, yang bernama pena Dee, kali ini hadir dengan mahakarya unik dan pertama di Indonesia. "Rectoverso" merupakan hibrida dari fiksi dan musik, terdiri dari sebelas cerita pendek dan sebelas lagu yang bisa dinikmati secara terpisah maupun bersama-sama.
Keduanya saling melengkapi bagaikan dua imaji yang seolah berdiri sendiri tapi sesungguhnya merupakan satu kesatuan. Inilah cermin dari dua dunia Dewi Lestari yang ia ekspresikan dalam napas kreatifitas tunggal bertajuk "Rectoverso".
Dengar fiksinya. Baca musiknya. Lengkapi penghayatan anda dan temukanlah sebuah pengalaman baru.
Yuda, "si iblis", seorang pemanjat tebing dan petaruh yang melecehkan nilai-nilai masyarakat. Parang Jati, "si malaikat", seorang pemuda berjari duabelas yang dibentuk oleh ayah angkatnya untuk menanggung duka dunia. Marja, "si manusia", seorang gadis bertubuh kuda feji dan berjiwa matahari.
Mereka terlibat dalam segitiga cinta yang lembut, di antara pengalaman-pengalaman keras yang berawal dari sebuah kejadian aneh-- orang mati yang bangkit dari kubur-- menuju penyelamatan perbukitan gamping di selatan Jawa.
Di antara semua itu, Bilangan Fu sayup-sayup menyingkapkan diri.
Pengarang menamai nafas novelnya "spiritualisme kritis". Yaitu, yang mengangkat wacana spiritual-- keagamaan, kebatinan, maupun mistik-- ke dalam kerangka yang menghormatinya sekaligus bersikap kritis kepadanya, yang mengangkat wacana keberimanan, tanpa terjebak dalam dakwah hitam dan putih. Novel ini adalah manifesto Ayu Utami tentang sebuah sikap yang dianggap perlu diutamakan di zaman ini: sikap religius ataupun spiritual, yang kritis.
Kapan terakhir kali kita memeluk ayah kita? Menatap wajahnya, lantas bilang kita sungguh sayang padanya? Kapan terakhir kali kita bercakap ringan, tertawa gelak, bercengkerama, lantas menyentuh lembut tangannya, bilang kita sungguh bangga padanya?
Inilah kisah tentang seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng-dongeng kesederhanaan hidup. Kesederhanaan yang justru membuat ia membenci ayahnya sendiri. Inilah kisah tentang hakikat kebahagiaan sejati. Jika kalian tidak menemukan rumus itu di novel ini, tidak ada lagi cara terbaik untuk menjelaskannya.
Mulailah membaca novel ini dengan hati lapang, dan saat tiba di halaman terakhir, berlarilah secepat mungkin menemui ayah kita, sebelum semuanya terlambat, dan kita tidak pernah sempat mengatakannya.
Tere-Liye adalah pengarang beberapa novel dengan rating tinggi di website para pencinta buku. Tere-Liye banyak menghabiskan waktu untuk melakukan perjalanan, mencoba memahami banyak hal dengan melihat banyak tempat. Selamat membaca novel kecil ini.
Tari dan Ari, dua remaja yang dipertemukan oleh takdir. Selain bernama mirip, mereka juga sama-sama lahir sewaktu matahari terbenam. Namun, takdir mempertemukan mereka dalam suasana “perang”.
Ari yang biang kerok sekolah baru kali ini bertemu cewek, adik kelas pula, yang berani melawannya. Kemarahan Ari timbul ketika tahu Tari diincar oleh Angga, pentolan SMA musuh. Angga, musuh bebuyutan sekolah Ari sekaligus musuh pribadi Ari, langsung berusaha mendekati Tari begitu cewek itu tak sengaja terjebak dalam tawuran dan Ari berusaha keras menyelamatkannya.
Demi dendam masa lalu, Angga bertekad harus bisa merebut cewek itu. Memanfaatkan peluang yang ada, Angga kemudian maju sebagai pelindung Tari. Ari yang selama ini dikenal tidak peduli terhadap cewek tiba-tiba saja berusaha mendapatkan Tari dengan segala cara. Namun, predikat buruk Ari jelas membuat Tari tidak ingin berurusan dengan cowok itu. Semakin Ari berusaha mendekatinya, semakin mati-matian Tari menjauhkan diri….
Keberanian dan keteguhan hati telah membawa Ikal pada banyak tempat dan peristiwa. Sudut-sudut dunia telah dia kunjungi demi menemukan A Ling. Apa pun Ikal lakukan demi perempuan itu.
Keberaniannya ditantang ketika tanda-tanda keberadaan A Ling tampak. Dia tetap mencari, meski tanda-tanda itu masih samar.
Dapatkah keduanya bertemu kembali?
Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade is a mesmerizing collection of stories and prose by the talented Dee Lestari. This book invites readers to delve into a world where coffee is not just a beverage, but a profound symbol of life and reflection.
Through the lens of coffee, Dee explores themes of Buddha, Herman, and unspoken love, weaving narratives that are both bittersweet and invigorating. Her ability to transform the confined space of a short story into an expansive realm of introspection and dialogue is nothing short of remarkable.
The stories in this collection are akin to a perfectly brewed cup of coffee: aromatic, refreshing, and delightful. They offer a unique blend of bitterness intertwined with sweetness, engaging readers in a journey through life's small yet significant moments.
Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh is a delightful non-fiction diary by Raditya Dika. This book offers a humorous and candid glimpse into the author's life as an Indonesian teenager studying in Australia.
Filled with witty anecdotes and cultural reflections, readers are taken on a journey through the ups and downs of teenage life, far from home.
It's a fun and engaging read that captures the essence of youth, identity, and adventure. Perfect for those who enjoy humor and cultural experiences!
Namanya Kugy. Mungil, pengkhayal, dan berantakan. Dari benaknya, mengalir untaian dongeng indah. Keenan belum pernah bertemu manusia seaneh itu.
Namanya Keenan. Cerdas, artistik, dan penuh kejutan. Dari tangannya, mewujud lukisan-lukisan magis. Kugy belum pernah bertemu manusia seajaib itu.
Dan kini mereka berhadapan di antara hamparan misteri dan rintangan. Akankah dongeng dan lukisan itu bersatu? Akankah hati dan impian mereka bertemu?
Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik.
Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.
Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua.
Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.
Sejak peristiwa pagi hari saat melihat mata Tari bengkak, Ari jadi penasaran. Benarkah itu hanya karena Ari menghapus nomor HP Ata dari HP Tari, ataukah karena Angga? Kalau memang karena Angga yang notabene musuh bebuyutan Ari, Ari ingin tahu apa yang telah dilakukan cowok itu terhadap Tari.
Setelah menemukan a shoulder to cry on pengganti Angga dalam diri Ata, perlahan-lahan Tari mulai melupakan Angga. Sikap Ata yang bertolak belakang dengan Ari membuat Tari nyaman bersama Ata. Ia pun curhat habis-habisan kepada Ata yang lembut, penuh perhatian, baik hati, dan yang baru belakangan Tari sadari berhasil membuat jantungnya berdebar tak keruan. Gangguan dan intimidasi Ari sampai tidak diacuhkannya. Inilah yang membuat Ari makin salah tingkah—kini saingannya bukanlah Angga, melainkan saudara kembarnya sendiri.
Namun, saat Tari merasa telah menemukan pelabuhan hatinya, satu rahasia besar perlahan-lahan terkuak. Tari merasa... lambat laun Ata semakin mirip Ari....