Di negeri para bedebah, kisah fiksi kalah seru dibanding kisah nyata.
Di negeri para bedebah, musang berbulu domba berkeliaran di halaman rumah.
Setidaknya, Kawan, di negeri para bedebah, petarung sejati tidak akan pernah berkhianat.
Dewi Lestari, yang bernama pena Dee, kali ini hadir dengan mahakarya unik dan pertama di Indonesia. "Rectoverso" merupakan hibrida dari fiksi dan musik, terdiri dari sebelas cerita pendek dan sebelas lagu yang bisa dinikmati secara terpisah maupun bersama-sama.
Keduanya saling melengkapi bagaikan dua imaji yang seolah berdiri sendiri tapi sesungguhnya merupakan satu kesatuan. Inilah cermin dari dua dunia Dewi Lestari yang ia ekspresikan dalam napas kreatifitas tunggal bertajuk "Rectoverso".
Dengar fiksinya. Baca musiknya. Lengkapi penghayatan anda dan temukanlah sebuah pengalaman baru.
Keberanian dan keteguhan hati telah membawa Ikal pada banyak tempat dan peristiwa. Sudut-sudut dunia telah dia kunjungi demi menemukan A Ling. Apa pun Ikal lakukan demi perempuan itu.
Keberaniannya ditantang ketika tanda-tanda keberadaan A Ling tampak. Dia tetap mencari, meski tanda-tanda itu masih samar.
Dapatkah keduanya bertemu kembali?
Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade is a mesmerizing collection of stories and prose by the talented Dee Lestari. This book invites readers to delve into a world where coffee is not just a beverage, but a profound symbol of life and reflection.
Through the lens of coffee, Dee explores themes of Buddha, Herman, and unspoken love, weaving narratives that are both bittersweet and invigorating. Her ability to transform the confined space of a short story into an expansive realm of introspection and dialogue is nothing short of remarkable.
The stories in this collection are akin to a perfectly brewed cup of coffee: aromatic, refreshing, and delightful. They offer a unique blend of bitterness intertwined with sweetness, engaging readers in a journey through life's small yet significant moments.
Namanya Kugy. Mungil, pengkhayal, dan berantakan. Dari benaknya, mengalir untaian dongeng indah. Keenan belum pernah bertemu manusia seaneh itu.
Namanya Keenan. Cerdas, artistik, dan penuh kejutan. Dari tangannya, mewujud lukisan-lukisan magis. Kugy belum pernah bertemu manusia seajaib itu.
Dan kini mereka berhadapan di antara hamparan misteri dan rintangan. Akankah dongeng dan lukisan itu bersatu? Akankah hati dan impian mereka bertemu?
Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik.
Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.
Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua.
Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.